Langsung ke konten utama

Roda Usang Sang Penari Jalanan


Orang tua merupakan manusia yang sering dianggap lemah dan tidak berdaya bagi semua orang, namun hal itu dapat kita tepis ketika mengenal sosok seorang Herman, lelaki paruh baya yang berusia 59 tahun dengan semangat yang tinggi untuk mencari nafkah demi keluarganya.  Di usia yang lanjut ini Herman masih harus bertanggung jawab untuk kehidupan istri dan keempat orang anaknya. Memiliki empat orang anak dengan usia yang berdekatan membuat Herman harus memenuhi kebutuhan pokok anak – anaknya secara bersamaan. Hal tersebut juga yang membuat Herman melakukan berbagai cara untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Semangat Herman dibuktikan dengan dia yang rela menjadi seorang penghibur jalanan dengan berjoget, di depan salah satu Stasiun Jakarta Selatan. Bermodalkan gerobak yang dilengkapi soundsystem, Herman harus mendorong gerobak seorang diri dengan jarak yang cukup jauh untuk mengais rezeki. Meskipun terlihat melelahkan namun itu tidak membuat Herman merasa patah semangat. Bermodalkan gerobak berisi perangkat audio (pengeras suara) Herman memiliki cara sendiri untuk menarik mata orang-orang yang melewatinya. Herman tidak bernyanyi layaknya para pengamen atau penghibur jalanan pada umumnya. “saya gabisa nyanyi, jadi saya joget aja mengikuti musik”, jelasnya.

Ya itulah sosok Herman penari penghibur jalanan jakarta yang bisa dibilang cukup unik. Tidak peduli berapa usianya kini dia tetap bersemangat dan memiliki 1001 cara untuk tetap menghidupi keluarganya. Uniknya lagi, Herman menari serta berjoget dengan diiringi beberapa aliran musik dengan genre yang berbeda dan salah satunya adalah lagu bergenre RnB. Di mana kita tahu RnB merupakan lagu yang bitnya cukup cepat. Benar-benar menggambarkan semangat juang seorang Herman yang tidak pernah habis. Tidak ada yang pernah menyangka, justru cara tersebut melahirkan suatu keunikan pada sosok diri Herman. Lokasi tempat mangkal jogetnya yang cukup ramai dilewati orang membuat Herman sering menjadi pusat perhatian orang banyak.

Jauh sebelum menjadi penghibur jalanan, Herman sempat berprofesi menjadi kuli bangunan, namun pekerjaan yang tidak selalu menghampirinya itu, membuat Herman harus mencari cara lain untuk mendapatkan penghasilan, yakni menjadi Tukang Ojek Pangkalan dan dia menjalani profesi tersebut kurang lebih selama satu tahun. Meskipun dia tidak terdaftar di komunitas resmi Ojek Pengkolan, namun warga sekitar merasa kasihan dengan Herman akhirnya dia dibolehkan untuk bergabung di depan stasiun walau tidak terdaftar. Naasnya motor yang menjadi satu-satunya sumber rezeki Herman harus hilang, “Saya bangun tidur udah gaada motornya”, jelasnya sambil mengingat kejadian yang cukup membuatnya sedih. Entah apa yang sedang menimpanya saat itu, namun dia tidak pernah terlalu larut dalam kesedihan. “Dia sudah dua kali kehilangan motornya, pertama leasing dan itu kemarin di colong orang di rumahnya”, ujar Fachri, salah seorang tukang ojek pangkalan yang cukup mengenal sosok Herman.

Tak lama dari kejadian kehilangan satu – satunya mata pencaharian, Herman langsung sigap mengambil sikap agar keluarganya tetap bisa melanjutkan hidup, dan anak – anaknya yang masih kecil dapat mengenyam pendidikan yang layak. Luka pada kaki, dan tubuh yang sudah sangat renta tak menjadi halangan dirinya beralih profesi, menjalani hari sebagai penghibur jalanan. Selama sebulan ini sudah terasa pahitnya bekerja dengan penghasilan yang tak tentu berapa yang dapat dikumpulkan setiap harinya, membawa selembar uang Rp 50 ribu sudah menjadi kebanggaan beliau. Herman tak pernah merasa bahwa rezeki yang diberikan kepadanya terlalu kecil atau terlalu besar, berapapun yang diberikan Tuhan atas keringat yang telah tercucur beliau terima dengan lapang dada. Melihat tubuh kecilnya, melihat senyum tipisnya, ikhlas menjalani derasnya arus kehidupan, membuat kita lebih bersyukur atas apa yang Tuhan berikan. “Membawa uang 50 ribu saja saya sudah bersyukur”. Tanpa adanya rasa kesal yang menggumpal di hati, beliau berbicara demikian.

Satu bulan sudah arus di arungi, tetapi tidak terlihat rasa sesal dan gundah diraut wajahnya, akan pekerjaan yang begitu menyiksa tubuh renta dirinya. Herman tetap datang ke tempat yang sama setiap hari di sore hari, tidak perduli panas, tidak perduli hujan. Ia tetap mendorong gerobak musiknya menuju pos utama persinggahannya untuk mencari nafkah. Langkah demi langkah, Herman lalui dengan hati yang lapang, dan niat mencari sesuap nasi untuk dirinya dan keluarga. “Seberat apapun pekerjaan, akan terasa ringan apabila dilakukan untuk keluarga” ujarnya. Kurun waktu yang relatif belum lama tersebut, beliau sudah bisa menarik simpati banyak orang, dengan kerja kerasnya menjadi seorang yang berbeda dari penghibur yang lain serta rasa ikhlasnya menjalani pekerjaan tersebut.

Ditulis oleh: Soppa Ranti (193516416687)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjelang Tahun Baru Harga Cabai di Pasar Minggu Melonjak

  (28/12/2023) Menjelang akhir tahun 2022 sejumlah harga pokok di Pasar Minggu Jakarta selatan melambung naik, kenaikan harga pokok kemungkinan akan terjadi setiap hari dan cukup berpengaruh terhadap jumlah transaksi pembeli. Terdapat   kurang lebih 50 persen penurunan daya beli masyarakat akibat harga pokok yang melonjak. Berdasarkan informasi dari pedagang sembako Sri(35) , ada banyak bahan pokok yang mengalami kenaikan di antaranya cabe,bawang, kentang dan minyak curah . Harga cabe rawit sendiri mengalami kenaikan yang signifikan, sekitar 40 persen dalam pekan ini. Harga cabe rawit merah yang sebelumnya dijual seharga   Rp35.000/kg namun sekarang sudah naik menjadi Rp50.000/kg.   Di perkirakan kenaikan harga sudah terjadi sejak memasuki bulan Desember 2022.  Kemudian, untuk beras dari harga sebelumnya pada angka Rp9.600/kg sekarang naik menjadi Rp12.000/kg.  “Kalau bawang merah biasanya saya jual Rp28.000/kg sekarang saya jual Rp33.000/kg” ujar...

Masyarakat Pondok Bambu Bisa Hasilkan Uang Dari Sampah

  Jakarta - Pengelolaan sampah saat ini menjadi tren bagi masyarakat. Khususnya bagi warga Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Hal ini dilakukan warga Pondok Bambu agar dampaknya memberikan kenyamanan dan kebersihan lingkungan. Warga Pondok Bambu membuat “Bank Sampah” agar membuat lingkungan nya tidak tercemar. Bank sampah bertujuan untuk mengembangkan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Kemudian membantu untuk pemilihan sampah sesuai kategorinya dan masyarakat dapat memanfaatkan sampah-sampah yang masih layak pakai untuk di daur ulang, memberikan nilai ekonomis jika dikelola dengan baik melalui bank sampah tersebut. Pengelolaan bank sampah ini sistemnya sama dengan bank penyimpanan uang pada umumnya, masyarakat atau nasabah yang ingin menukarkan sampahnya dapat langsung menyetorkan ke tempat bank sampah yang terletak di Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, setelah menyetorkan sampah maka petugas bank sam...

Harga Ayam Potong di Pasar Minggu Merangkak Naik Jelang Tahun Baru

  Harga Ayam Potong di Pasar Minggu Merangkak Naik Jelang Tahun Baru Foto: Penjual daging ayam di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (17/12/2022). (Mahasiswa Universitas Nasional/Rudi Hermanto)   Pasar Minggu, Jakarta Selatan- Kenaikan Harga Ayam Potong Menjelang Natal dan Tahun Baru 2023 Terjadi di Pasar Minggu. Harga ayam potong di pasar minggu telah mengalami kenaikan hingga 10% menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2023. Penjual mengatakan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh kenaikan harga pakan ayam dan permintaan yang meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat untuk memasak ayam sebagai hidangan spesial pada perayaan tersebut. Konsumen disarankan untuk membeli ayam potong lebih awal untuk menghindari kenaikan harga yang lebih tinggi dan memastikan bahwa mereka memiliki cukup bahan baku untuk memasak hidangan spesial mereka selama perayaan. Mono salah satu pedagang ayam potong mengatakan, kenaikan harga terse...